Jumat, 17 April 2015

Manusia dan Pemujaan

Nama    : Abraham F. S
NPM      : 10314083
Kelas     : 1TA02
Matkul : Ilmu Budaya Dasar

Manusia dan Pemujaan

                Secara umum, pemujaan dapat diartikan seperti dimana kita menyenangi atau menghormati sesuatu yang kita senangi atau kita cintai. Contohnya seperti seorang remaja yang sangat menyukai atau mengidolakan dari salah seorang artis terkenal, tentu remaja tersebut akan mencari segala bentuk informasi dari idola nya tersebut dan mengikuti kebiasaannya. Contoh lain adalah berdasarkan nilai agama, pemujaan berkaitan erat dengan hubungan manusia dengan penciptanya, yaitu bagaimana manusia memuji Tuhan nya sesuai agama yang dianut atau diajarkan, itu merupakan bentuk pemujaan.

Pada garis besarnya pengertian pemujaan mencakup dua aspek, yaitu antara yang memuja dan yang dipuja. Dalam  hal puja memuja, dapat digolongkan menjadi beberapa bagian yakni:

1.      Puja memuja antar sesama manusia
Pada dasarnya manusia memuja manusia lainnya disebabkan oleh beberapa faktor. Antara lain pemujaan yang berkaitan dengan perasaan jatuh cinta hingga menyebabkan terjadi perubahan sikap, perilaku, tutur kata, dan hal-hal yang menimbulkan perubahan itu sebagaimana layaknya jatuh cinta.

2.       Manusia memuja alam
Secara alamiah, manusia dan alam merupakan gabungan dalam suatu ekosistem. Tentunya ada saling keterikatan antara manusia dengan alam. Tentunya manusia harus bersahabat dengan alam, agar alam juga bersahabat dengan manusia. Bentuk pemujaan manusia terhadap alam adalah seperti menjaga dan meletarikan alam.

3.       Manusia memuja benda
Pada hakekatnya benda (materi) sangat di butuhkan dalam kehidupan manusia, sepanjang benda itu bukan merupakan tujuan akhir. Pemujaan manusia terhadap benda secara berlebihan pasti akan mengundang masalah. Karena benda beralih fungsi dari peranannya sebagai alat perpaduan hidup berubah menjadi sesuatu yang dipuja dan dipertaruhkan.

4.       Manusia memuja dewa
Hal ini mtermasuk dalam lingkup keyakinan berkepercayaan (khususnya agama-agama samawi). Namun demikian keyakinan berkepercayaan seperti itu tak perlu diganggu gugat, bahkan sebaliknya harus di hargai karena keyakinan berkepercyaan sebagaimana di maksud adalah milik orang lain.

5.       Manusia memuja Tuhan Yang Maha Esa
Pemujaan manusia terhadap Tuhan Yang Maha Esa pelaksanaannya berbeda-beda sesuai dengan agama yang diyakini atau dianut oleh setiap kelompok masyarakat.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar