Senin, 06 April 2015

"Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Prosa"



Nama               : Abraham Franklin Senduk
NPM               : 10314083
Kelas               : 1TA02
Matkul             : Ilmu Budaya Dasar


“Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Prosa”
Fabel
Prosa disebut juga dengan cerita rekaan yang dapat didefinisikan sebagai bentuk cerita yang mempunyai pemeran, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Jenis prosa ada 2 yaitu prosa lama (dongeng, fabel, hikayat, sejarah) dan prosa baru (cerpen, novel, biografi). Dengan membaca prosa kita dapat memperoleh kesenangan, informasi, warisan budaya, keseimbangan wawasan, nilai moral dan pengetahuan. (Nugroho, W., & Muchji, A. (1996). Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Universitas Gunadarma)

 “Si Kancil dan Buaya”
            Suatu hari Si Kancil, binatang yang katanya cerdik itu, sedang berjalan-jalan di pinggir hutan. Dia hanya ingin mencari udara segar, melihat matahari yang cerah bersinar. Di dalam hutan terlalu gelap, karena pohon-pohon sangat lebat dan tajuknya menutupi lantai hutan. Dia ingin berjemur di bawah terik matahari. Di situ ada sungai besar yang airnya dalam sekali. Setelah sekian lama berjemur, Si Kancil merasa bahwa ada yang berbunyi di perutnya,..krucuk…krucuk…krucuk. Wah, rupanya perutnya sudah lapar. Dia membayangkan betapa enaknya kalau ada makanan kesukaannya, ketimun. Namun kebun ketimun ada di seberang sungai, bagaimana cara menyeberanginya ya? Dia berfikir sejenak. Tiba-tiba dia meloncat kegirangan, dan berteriak: “Buaya….buaya…. ayo keluar….. Aku punya makanan untukmu…!!” Begitu Kancil berteriak kepada buaya-buaya yang banyak tinggal di sugai yang dalam itu.
Sekali lagi Kancil berteriak, “Buaya…buaya… ayo keluar… mau daging segar nggak?”
Tak lama kemudian, seekor buaya muncul dari dalam air, “Huaahhh… siapa yang teriak-teriak siang-siang begini.. mengganggu tidurku saja.” “Hei Kancil, diam kau.. kalau tidak aku makan nanti kamu.” Kata buaya kedua yang juga muncul.
“Wah…. bagus kalian mau keluar, mana yang lain?” kata Kancil kemudian. “Kalau cuma dua ekor masih sisa banyak nanti makanan ini. Ayo keluar semuaaa…!” Kancil berteriak lagi.
“Ada apa Kancil sebenarnya, ayo cepat katakan,” kata buaya.
“Begini, maaf kalau aku mengganggu tidurmu, tapi aku akan bagi-bagi daging segar buat buaya-buaya di sungai ini,” makanya harus keluar semua.
Mendengar bahwa mereka akan dibagikan daging segar, buaya-buaya itu segera memanggil teman-temannya untuk keluar semua. “Hei, teman-teman semua, mau makan gratis nggak? Ayo kita keluaaaar….!” buaya pemimpin berteriak memberikan komando. Tak berapa lama, bermunculanlah buaya-buaya dari dalam air.
“Nah, sekarang aku harus menghitung dulu ada berapa buaya yang datang, ayo kalian para buaya pada baris berjajar hingga ke tepi sungai di sebelah sana,” “Nanti aku akan menghitung satu persatu.”
Tanpa berpikir panjang, buaya-buaya itu segera mengambil posisi, berbaris berjajar dari tepi sungai satu ke tepi sungai lainnya, sehingga membentuk seperti jembatan.
“Oke, sekarang aku akan mulai menghitung,” kata Kancil yang segera melompat ke punggung buaya pertama, sambil berteriak, “Satu….. dua….. tiga…..” begitu seterusnya sambil terus meloncat dari punggung buaya satu ke buaya lainnya. Hingga akhirnya dia sampai di seberang sungai. Hatinya tertawa, “Mudah sekali ternyata.”
Begitu sampai di seberang sungai, Kancil berkata pada buaya, “Hai buaya bodoh, sebetulnya tidak ada daging segar yang akan aku bagikan. Tidakkah kau lihat bahwa aku tidak membawa sepotong daging pun?” “Sebenarnya aku hanya ingin menyeberang sungai ini, dan aku butuh jembatan untuk lewat. Kalau begitu saya ucapkan terima kasih pada kalian, dan mohon maaf kalau aku mengerjai kalian,” kata Kancil.
“Ha!….huaahh… sialan… Kancil nakal, ternyata kita cuma dibohongi. Aws kamu ya.. kalau ketemu lagi saya makan kamu,” kata buaya-buaya itu geram.
Si Kancil segera berlari menghilang di balik pohon, menuju kebun Pak Tani untuk mencari ketimun.

Manfaat yang diperoleh dari fable tentang “Si Kancil dan Buaya” adalah:
-  memberi kesenangan, dimana setelah pembaca membaca fable ini pembaca merasakan suatu kesenengan mugkin dari sifat kancil yang cerdik dan alur cerita yang menarik
- memberikan informasi tentang cara hidup kancil di hutan, bahwa di hutan itu hokum rimba sangat berlaku, jadi kancil harus cerdik demi mempertahankan hidupnya.
-  menambah informasi tentang makanan kancil yang ternyata benar bahwa kancil menyukai timun, lebih tepatnya jenis makanan seperti sayur mayur dan buah- buahan yang tersedia di hutan
- nilai moral yang dapat diperoleh dari fabel si Kancil dan Buaya adalah, kita harus mempunyai sifat cerdik seperti kancil dalam diri kita, tetapi sifat cerdik itu harus yang positif, jangan sampai kecerdikan yang kita miliki kita manfaatkan untuk hal hal yang negatif .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar