Senin, 25 Mei 2015

"Manusia dan Keadilan Distributif"

Nama                    : Abraham F. S
NPM                      : 10314083
Kelas                     : 1TA02
Matkul                  : Ilmu Budaya Dasar

“Manusia dan Keadilan Distributif”

Pengertian Keadilan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata adil berarti tidak berat sebelah atau tidak memihak atau sewenang-wenang, sehingga keadilan mengandung pengertian sebagai suatu hal yang tidak berat sebelah atau tidak memihak atau sewenang-wenang.

Keadilan adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Jika kita mengakui hak hidup kita, maka sebaliknya kita wajib mempertahankan hak hidup denganbekerja keras tanpa merugikan orang lai. Halm ini disebabkan olerh karena orang lain pun mempunyai hak hidup seperti kita. Jika kita pun mengakui hak hidup orang lain, kita wajib memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mempertahankan hak hidupmereka sendiri.jadi, keadilan pada pokoknya terletak pada keseimbanganatau keharmonisan antara menuntut hak, dan menjalankan kewajiban.

Dalam bukunya M. Munandar sulaiman, menyatakan pengertian keadilan menurut beberapa teori antara lain :
Menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartiaka sebagai titik tengah diantara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit.

Menurut Plato
merupakan proyeksi pada diri manusia sehingga orang yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalika diri dan perasaanya dikendalikan oleh akal

Menurut Socrates
merupakn proyeksi pada pemerintah karena pemerintah adalah pimpinan pokok yang menetukan dinamika masyarakat 
Keadilan tercipta bilamana warga negara sudah merasakan bahwa pihak pemerintah sudah melaksanakan tugasnya dengan baik.

Pengertian Keadilan Distributif

adalah keadilan yang memberikan kepada masing-masing terhadap apa yang menjadi hak pada suatu subjek hak yaitu individu. Keadilan distributif adalah keadilan yang menilai dari proporsionalitas atau kesebandingan berdasarkan jasa, kebutuhan, dan kecakapan.

*Contoh1 keadilan distributif yaitu  karyawan yang telah bekerja selama 30 tahun, maka ia pantas mendapatkan kenaikan jabatan atau pangkat.
*Contoh1 keadilan distributif  yaitu pemberian nilai pada peserta didik sesuai dengan prestasi yang dimilikinya.









Senin, 11 Mei 2015

Manusia dan Penderitaan

Nama                    : Abraham F. S
NPM                     : 10314083
Kelas                    : 1TA02
Matkul                 : Ilmu Budaya Dasar


Manusia dan Penderitaan
                Dalam kehidupan menjalani kehidupannya sehari hari, manusia pasti akan merasakan suatu kebahagiaan ataupun penderitaan. Tidak mungkin hidup manusia atau seseorang akan bahagia terus, tentu akan merasakan juga yang namanya penderitaan.

Pengertian Penderitaan
Penderitaan adalah menanggung atau menjalani sesuatu yang sangat tidak menyenangkan yang dapat di rasakan oleh manusia. Setiap manusia pasti pernah mengalami penderitaan baik secara fisik maupun batin.
Penderitaan juga termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Namun, peranan individu juga menentukan berat tidaknya suatu intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang di anggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan suatu penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagian.
Memang harus diakui, di antara kita dan dalam masyarakat masih terdapat banyak orang yang sungguh-sungguh berkehendak baik, yaitu manusia yang merasa prihatin atas aneka tindakan kejam yang ditujukan kepada sesama manusia yang tidak saja prihatin, melainkan berperan serta mengurangi penderitaan sesamanya, bahkan juga berusaha untuk mencegah penderitaan atau paling tidak menguranginya, serta manusia yang berusaha keras tanpa pamrih untuk melindungi, memelihara dan mengembangkan lingkungan alam ciptaan secara berkelanjutan. Ada keinginan alamiah manusia untuk menghindari penderitaan. Tetapi justru penderitaan itu merupakan bagian yang terkandung di dalam kemanusiaannya.

Akibat Penderitaan
Akibat penderitaan yang bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat.


                Dalam menyikapi penderitaan dalam kehidupan, manusia harus bisa berpikir positif tentang penderitaan yang dialami. Manusia harus bisa intropeksi diri tentang penderitaan yang dialami itu terjadi karena apa dan harus bisa mengatasi atau mencari solusinya agar penderitaan tersebut tidak berulang, selain itu kadang penderitaan bersifat membangun karakter manusia menjadi lebih kuat dan tidak mudah menyerah dalam mengerjar sesuatu atau bisa dikatakan penderitaan yang didapat dijadikan acuan atau pembelajaran untuk lebih baik lagi

Senin, 04 Mei 2015

Manusia dan Keindahan

Nama                    : Abraham F. S
NPM                      : 10314083
Kelas                     : 1TA02
Matkul                  : Ilmu Budaya Dasar

Manusia dan Keindahan

Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya, karena manusia mempunyai akal dan pikiran untuk berfikir secara logis dan dinamis, dan bisa membatasi diri dengan perbuatan yang tidak dilakukan, dan kita pun bisa memilih perbuatan mana yang baik (positif) atau buruk (negatif) buat diri kita sendiri. Selain itu dapat diartikan manusia secara umum adalah manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial. Karena bukan hanya diri sendiri saja tetapi manusia perlu bantuan dari orang lain. Maka sebab itu manusia adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial.

Pengertian Keindahan
Apa itu keindahan? Kata keindahan berasal dari kata indah yang berarti bagus, permai, cantik, molek dan sebagainya. Tentunya kita semua dan saya sendiri tahu  bahwa keindahan merupakan sesuatu, baik itu benda, pemandangan atau bahkan alunan musik yang enak dilihat, didengar dan memiliki nilai estetika yang tinggi. Kita sebagai manusia tentunya menyukai keindahan, contohnya keindahan akan lukisan yang dipajang di ruang tamu kita, karena lukisan tersebut indah maka kita memasangnya di ruang tamu karena lukisan tersebut indah, bagus, dan memiliki nilai estetika dan seni yang tinggi.

Menurut The Liang Gie dalam bukunya yang berjudul “Garis Besar Estetika”, menurut asal katanya, dalam bahasa Inggris, keindahan itu diterjemahkan dengan kata “beautiful” dalam bahasa Perancis “beau” dalam bahasa Italia dan Spanyol “bello” yang berasal dari bahasa latin “bellum”. Akar katanya adalah “bonum” yang berarti kebaikan, kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi “bonellum” dan terakhir diperpendek menjadi “bellum”.

Selain itu, pengertian keindahan dapat dilihat dalam arti luas, estetik murni, dan terbatas.
Keindahan dalam arti luas, yaitu keindahan dalam ide kebaikan, watak yang indah, dan hukum yang indah. Keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga indah.
Keindahan dalam arti estetik murni, yaitu pengalaman estetik seseorang pada hubungannya dengan apa yang diserapnya.
Keindahan dalam arti terbatas, yaitu keindahan yang dapat diserap seseorang melalui panca indera.

Hubungan Manusia dan Keindahan
Manusia dan keindahan memang tak bisa dipisahkan sehingga kia perlu melestarikan bentuk dari keindahan yang telah dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya dapat menjadi bagian dari suatu kebudayaan yang dapat dibanggakan dan mudah-mudahan terlepas dari unsur politik.
Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dimanapun kapan pun dan siapa saja dapat menikmati keindahan.

Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan merupakan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Sesuatu yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Karena itu hanya tiruan lukisan Monalisa yang tidak indah, karena dasarnya tidak benar. Sudah tentu kebenaran disini bukan kebenaran ilmu, melainkan kebenaran menurut konsep dalam seni. Dalam seni, seni berusaha memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang diungkapkan.
Manusia yang menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan.

Pengalaman  keindahan biasanya bersifat terlihat (visual) atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut.
Keindahan tersebut pada dasarnya adalah almiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu adalah wajar tidak berlebihan dan tidak kurang. Konsep keindahan itu sendiri sangatlah abstrak ia identik dengan kebenaran. Batas keindahan akan behenti pada pada sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan itu sendiri. Keindahan mempunyai daya tarik yang  selalu bertambah,  sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai daya tarik. Orang yang mempunyai konsep keindahan adalah orang yang mampu berimajinasi, rajin dan kreatif dalam menghubungkan benda satu dengan yang lainya.

Dengan kata lain imajinasi merupakan proses menghubungkan suatu benda dengan benda lain sebagai objek imajinasi. Demikian pula kata indah diterapkan untuk persatuan orang-orang yang beriman, para nabi, orang yang menghargai kebenaran dalam agama, kata dan perbuatan serta orang –orang yang saleh merupakan persahabatan yang paling indah.
Jadi keindahan mempunyai dimensi interaksi yang sangat luas baik hubungan manusia dengan benda, manusia dengan manusia, manusia dengan Tuhan, dan bagi orang itu sendiri yang melakukan interaksi.

Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia, mengenai kemerosotan moral, mengenai perubahan nilai-nilai dalam masyarakat, mengenai keagungan Tuhan, dan banyak lagi lainnya. Tujuannya tentu saja dilihat dari segi nilai kehidupan manusia, martabat manusia, kegunaan bagi manusia secara kodrati.

Ada beberapa alasan mengapa manusia menciptakan keindahan, yaitu sebagai berikut:
1)      Tata nilai yang telah usang
2)      Kemerosotan Zaman
3)      Penderitaan Manusia
4)      Keagungan Tuhan