Nama : Abraham Franklin Senduk
NPM : 10314083
Kelas : 1TA02
Matkul : Ilmu Budaya Dasar
“Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan
Dengan Prosa”
Fabel
Prosa disebut juga
dengan cerita rekaan yang dapat didefinisikan sebagai bentuk cerita yang
mempunyai pemeran, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau
imajinasi. Jenis prosa ada 2 yaitu prosa lama (dongeng, fabel, hikayat,
sejarah) dan prosa baru (cerpen, novel, biografi). Dengan membaca prosa kita
dapat memperoleh kesenangan, informasi, warisan budaya, keseimbangan wawasan,
nilai moral dan pengetahuan. (Nugroho, W., & Muchji, A. (1996). Ilmu Budaya
Dasar. Jakarta: Universitas Gunadarma)
“Si Kancil dan Buaya”
Suatu hari Si Kancil, binatang yang katanya cerdik itu,
sedang berjalan-jalan di pinggir hutan. Dia hanya ingin mencari udara segar, melihat
matahari yang cerah bersinar. Di dalam hutan terlalu gelap, karena pohon-pohon
sangat lebat dan tajuknya menutupi lantai hutan. Dia ingin berjemur di bawah
terik matahari. Di situ ada sungai besar yang airnya dalam sekali. Setelah
sekian lama berjemur, Si Kancil merasa bahwa ada yang berbunyi di
perutnya,..krucuk…krucuk…krucuk. Wah, rupanya perutnya sudah lapar. Dia
membayangkan betapa enaknya kalau ada makanan kesukaannya, ketimun. Namun kebun
ketimun ada di seberang sungai, bagaimana cara menyeberanginya ya? Dia berfikir
sejenak. Tiba-tiba dia meloncat kegirangan, dan berteriak: “Buaya….buaya…. ayo
keluar….. Aku punya makanan untukmu…!!” Begitu Kancil berteriak kepada
buaya-buaya yang banyak tinggal di sugai yang dalam itu.
Sekali lagi Kancil
berteriak, “Buaya…buaya… ayo keluar… mau daging segar nggak?”
Tak lama kemudian,
seekor buaya muncul dari dalam air, “Huaahhh… siapa yang teriak-teriak
siang-siang begini.. mengganggu tidurku saja.” “Hei Kancil, diam kau.. kalau
tidak aku makan nanti kamu.” Kata buaya kedua yang juga muncul.
“Wah…. bagus kalian mau
keluar, mana yang lain?” kata Kancil kemudian. “Kalau cuma dua ekor masih sisa
banyak nanti makanan ini. Ayo keluar semuaaa…!” Kancil berteriak lagi.
“Ada apa Kancil sebenarnya, ayo cepat katakan,” kata buaya.
“Begini, maaf kalau aku mengganggu tidurmu, tapi aku akan bagi-bagi daging
segar buat buaya-buaya di sungai ini,” makanya harus keluar semua.
Mendengar bahwa mereka
akan dibagikan daging segar, buaya-buaya itu segera memanggil teman-temannya
untuk keluar semua. “Hei, teman-teman semua, mau makan gratis nggak? Ayo kita
keluaaaar….!” buaya pemimpin berteriak memberikan komando. Tak berapa lama,
bermunculanlah buaya-buaya dari dalam air.
“Nah, sekarang aku
harus menghitung dulu ada berapa buaya yang datang, ayo kalian para buaya pada
baris berjajar hingga ke tepi sungai di sebelah sana,” “Nanti aku akan
menghitung satu persatu.”
Tanpa berpikir panjang,
buaya-buaya itu segera mengambil posisi, berbaris berjajar dari tepi sungai
satu ke tepi sungai lainnya, sehingga membentuk seperti jembatan.
“Oke, sekarang aku akan mulai menghitung,” kata Kancil yang segera melompat ke
punggung buaya pertama, sambil berteriak, “Satu….. dua….. tiga…..” begitu
seterusnya sambil terus meloncat dari punggung buaya satu ke buaya lainnya.
Hingga akhirnya dia sampai di seberang sungai. Hatinya tertawa, “Mudah sekali
ternyata.”
Begitu sampai di
seberang sungai, Kancil berkata pada buaya, “Hai buaya bodoh, sebetulnya tidak
ada daging segar yang akan aku bagikan. Tidakkah kau lihat bahwa aku tidak
membawa sepotong daging pun?” “Sebenarnya aku hanya ingin menyeberang sungai
ini, dan aku butuh jembatan untuk lewat. Kalau begitu saya ucapkan terima kasih
pada kalian, dan mohon maaf kalau aku mengerjai kalian,” kata Kancil.
“Ha!….huaahh… sialan…
Kancil nakal, ternyata kita cuma dibohongi. Aws kamu ya.. kalau ketemu lagi
saya makan kamu,” kata buaya-buaya itu geram.
Si Kancil segera berlari menghilang di balik pohon, menuju kebun Pak Tani untuk
mencari ketimun.
Manfaat
yang diperoleh dari fable tentang “Si Kancil dan Buaya” adalah:
-
memberi kesenangan, dimana setelah
pembaca membaca fable ini pembaca merasakan suatu kesenengan mugkin dari sifat
kancil yang cerdik dan alur cerita yang menarik
- memberikan informasi
tentang cara hidup kancil di hutan, bahwa di hutan itu hokum rimba sangat berlaku,
jadi kancil harus cerdik demi mempertahankan hidupnya.
- menambah informasi tentang makanan kancil
yang ternyata benar bahwa kancil menyukai timun, lebih tepatnya jenis makanan
seperti sayur mayur dan buah- buahan yang tersedia di hutan
- nilai moral yang
dapat diperoleh dari fabel si Kancil dan Buaya adalah, kita harus mempunyai
sifat cerdik seperti kancil dalam diri kita, tetapi sifat cerdik itu harus yang
positif, jangan sampai kecerdikan yang kita miliki kita manfaatkan untuk hal
hal yang negatif .